Pages

Kamis, 15 Desember 2011

Kimia Analisis Tambang : Ekstraksi Pelarut

EKSTRAKSI PELARUT


Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas, yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang juga disebut pelarut organik. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap, meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut biasanya terdapat dalam jumlah yang lebih besar.
Ekstraksi pelarut adalah proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yang diinginkan dan mungkin merupakan gugus pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Kadang-kadang gugus-gugus pengganggu ini diekstraksi secara selektif.
Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis pelarut tidak saling tercampur satu sama lain. Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam corong pisah dengan jalan pengocokan beberapa kali.
Untuk memilih jenis pelarut yang sesai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1.    Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya.
2.    Kelarutan pelarut organik rendah dalam air.
3.    Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air.
4.    Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun.
5.     Mudah melepas kembali gugs yang terlarut didalamnya ntk keperluan analisa lebih lanjut.
Menurut Nerst jika suatu solute (zat terlarut) terdistribusi antara dua cairan yang tidak saling tercampur, maka dalam keadaan yang beresetimbangan terdapat hubungan devinit antara konsentrasi zat terlarut dengan kedua cairan bersangkutan. Nerst menyatakannya dalam suatu persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
Kd : Koefisien distribusi.
A1 : Konsentrasi spesi A pada fasa 1.
A2 : Konsentrasi spesi A pada fasa 2.
Pemisahan berbagai ion logam dapat dilakukan melakukan ekstraksi ini, yaitu dengan terlebih dahulu membentuk spesi netral dari logam yang bersangkutan. Salah satu cara yang umum dilakukan yaitu dengan pembentukan senyawa kompleks atau senyawa kelat logam dengan pereaksiorganik yang bertindak sebagai ligan. Contohnya saja pada percobaan ion logam (Mn+) dengan pereaksi difeniltiokarbazida atao ditizon (HDz) akan membentuk senyawa kompleks yang netral sehingga dapat tereaksi dari frasa air ke frasa organik.
Mn++ n HDz             M(Dz) + n H+
Berdasarkan persamaan ini, Kd dalam hal ini tidak dapat digunakan karena terdapat perbedaan molekul antara spesi awal dengan spesi yang terekstraksi. Karena lebih tepat digunakan besaran angka distribusi.
CM = konsentrasi total M
Dengan perhitungan semua kesetimbangan yang dapat terjadi pada sistem ekstraksi seperti ini, dapat ditunjukkan pada hubungan kuantitatif antara angka berbanding dengan berbagai parameter yang terlibat di dalamnya.
Atau dalam bentuk logaritmanya, dapat ditulis sebagai
Keterangan :
KDM(Dz)n                 : koefisien distribusi M(Dz)n
KDHDz            : Koefisian distribusi HDz
Kf                : Tetapan pembentukan kompleks M(Dz)n
Ka               : Tetapan Ionisasi HDz
Karena nilai Kf dan Kd untuk masing-masing logam berbeda, maka nilai D juga berbeda, sehingga ion-ion logam tersebut dapat dipisah satu dengan yang lainnya.
Sepektofotometri UV-Vis memiliki kaitan dengan absorbtivitas molar, Trasmigrasi (T) merupakan fraksi radiasi yang diteruskan.
Untuk setiap panjang gelombang sinar yang meewati spektometer, intensitas inar yang melewati selpembanding akan dihitung yang biasanya disebut dengan Io dimana I adalah intensitas. Intensitas sinar yang melewati sel juga dihitung untuk panjang gelombang yang sama.
Jika I lebih kecil dari Io, berarti sampel menyerap sebagian sinar. Selanjutnya perhitungan sederhana dilakukan mengubah pada absorbsi yang disimbolkan dengan A. Hubungan antara absorbsi dengan kedua intensitas adalah :
Umumnya berdasarkan diagram diatas akan didapati absorbsi berkisar antara 0-1. Absorbsi 0 pada suatu panjang gelombang berarti sinar diteruskan . sedangkan absorbsi 1 didapat jika sinar diserap sebesar 90%.
Dalam hukum beer :
Keterangan :
A                 : Absorbsi.
a                 : Konstantan Absorbsi
b                 : Tebal Larutan.
c                 : Konsentrasi larutan.
Untuk masing-masing larutan menentukan absorbsinya pada panjang gelombang yang memberikan serapan paling kuat. Gunakan wadah yang sama kemudian grafik yang tercipta antara absorbsi (Y) dan konsentrasi di (X) disebut kurva kalibrasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar